Apakah Bermain Gadget Buruk Bagi Anak? Simak Faktanya Disini

Di era digital ini ternyata banyak orang tua yang mengkhawatirkan anak anaknya yang lebih memilih menghabiskan waktunya untuk bermain gadget dibandingkan bermain bersama teman sebaya nya diluar.

Banyak orang berpendapat jika bermain gadget merupakan hal yang buruk bagi anak dan sama sekali tidak boleh dilakukan karena jika terus dilakukan anak tersebut akan mengalami gangguan perhatian, tidur terganggu, nilai yang rendah, hingga menderita depresi dan kecemasan.

Namun, apakah dugaan tersebut benar?

Dilansir Medical Xpress, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 8 September 2021 di jurnal PLOS ONE, mengatakan jika keuntungan bagi anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di layar gawai. Salah satunya mempunyai lebih banyak teman dekat.

Dalam penelitian ini, Paulich dan tim dari di Institute for Behavioral Genetics berusaha untuk nilai data dari studi Perkembangan Otak dan Kognitif Remaja yang adalah studi jangka panjang terbesar ten tang kesehatan anak beserta pekembangannya di Amerika Serikat.

Kuesioner penelitian itu isinya mengenai waktu layar, laporan orang tua tentang masalah dan nilai perilaku serta penilaian kesehatan mental yang melibatkan 11.800 anak berusia 9 dan 10 tahun. Hasil yang diperoleh yaitu anak laki-laki menghabiskan sekitar 45 menit lebih banyak waktu di layar setiap harinya untuk dua kali lebih banyak waktu bermain video game, dibanding dengan anak perempuan.

Waktu itu sama dengan hampir 5 jam setiap hari pada akhir pekan dan 4 jam pada hari kerja. Sementara pada anak perempuan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi melalui media sosial. Data yang dikumpulkan asalnya dari sebelum pandemi Covid-19 dan tidak termasuk waktu layar yang digunakan untuk pembelajaran daring dan mengerjakan tugas sekolah.

Seperti penelitian yang lebih kecil sebelumnya, menghabiskan lebih banyak waktu di layar memang bisa memberikan pengaruh buruk pada anak, tetapi angkanya sangat kecil. Terdapat faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi anak yang memberikan dampak 2,5 kali lebih besar terhadap kualitas tidur dan nilai di sekolah yang menjadi lebih buruk. Dari semua faktor yang dinilai, ternyata waktu yang dihabiskan di layar hanya menyumbang sekitar 2 persen dari keseluruhan penyebab.