Kenapa Bisa Muncul Pelangi di Langit?

Bila berbicara mengenai fenomena alam yang indah, pelangi adalah salah satunya, dengan keindahannya tersebut pelangi bahkan dianggap sebagai sebuah mitos di kalangan orang Indonesia yaitu, jika ada sebuah pelangi setelah hujan berarti sedang ada bidadari bidadari langit yang sedang mandi.

Terlepas benar atau tidaknya mitos tersebut, pelangi memang dianggap sebuah efek optik yang paling dikenal. Banyak yang terkesan dengan bentuk pelangi dan berbagai warna indah yang dihasilkan. Namun tahukah kamu bagaimana terjadinya pelangi?

 

Yuk kita ulas dibawah ini.

 

Apabila melihat pelangi, Matahari selalu berada di arah lawan, dan hujan berada di arah pelangi. Jika matahari tidak menerangi hujan maka tidak akan ada pelangi. Saat matahari terlalu tinggi juga menyebabkan tidak terjadinya pelangi. Pelangi berada di bawah cakrawala dan tidak dapat terlihat.

Pelangi primer adalah pelangi yang paling sering terlihat, dibentuk oleh sinar cahaya yang mengalami refleksi internal tunggal dalam setetes air. Warnanya juga dihasilkan dari dua refraksi saat sinar masuk dan keluar, sinar yang melenceng akan kembali menuju sinar matahari.

Sinar yang dekat dengan titik pusat menyimpang hampir 180º sehingga kembali. Sinar yang lebih jauh dari pusat mencapai sekira 137,5º untuk mendapatkan cahaya merah, bagian tengah pada pelangi berhadapan langsung dengan matahari yaitu sekira sudut defleksi 180º. Pelangi primer akan terbentuk sekira 38,72º dan 42,86º dari titik antisolar.

Pagi dan sore adalah saat terbaik untuk melihat pelangi karena matahari tidak boleh terlalu tinggi. Pelangi selalu berlawanan dengan matahari dan pusatnya berada di bawah cakrawala di titik antisolar. Pelangi tidak dapat terlihat secara lingkaran penuh karena Bumi menghalangi, semakin rendah matahari sampai ke cakrawala, semakin banyak lingkaran pelangi yang terlihat. Saat matahari terbit atau terbenam, sebuah pusat pelangi ada di cakrawala.

 

Secondary Bow, cahaya bisa tercermin lebih dari sekali. Sinar keluar dari pusatnya pada sudut 50 derajat untuk warna merah, efek ini menghasilkan pelangi sekunder yang warnanya terbalik dibandingkan dengan primer. Sekunder memiliki 43% total kecerahannya dari yang utama, namun kecerahan permukaannya lebih rendah karena cahaya yang disebarkan di atas sudut yang lebih tinggi. Primer dan sekunder bersifat konsentris.Apabila melihat pelangi, Matahari selalu berada di arah lawan, dan hujan berada di arah pelangi. Jika matahari tidak menerangi hujan maka tidak akan ada pelangi.

Saat matahari terlalu tinggi juga menyebabkan tidak terjadinya pelangi. Pelangi berada di bawah cakrawala dan tidak dapat terlihat. Pelangi primer adalah pelangi yang paling sering terlihat, dibentuk oleh sinar cahaya yang mengalami refleksi internal tunggal dalam setetes air. Warnanya juga dihasilkan dari dua refraksi saat sinar masuk dan keluar, sinar yang melenceng akan kembali menuju sinar matahari.

Sinar yang dekat dengan titik pusat menyimpang hampir 180º sehingga kembali. Sinar yang lebih jauh dari pusat mencapai sekira 137,5º untuk mendapatkan cahaya merah, bagian tengah pada pelangi berhadapan langsung dengan matahari yaitu sekira sudut defleksi 180º. Pelangi primer akan terbentuk sekira 38,72º dan 42,86º dari titik antisolar.

Pagi dan sore adalah saat terbaik untuk melihat pelangi karena matahari tidak boleh terlalu tinggi. Pelangi selalu berlawanan dengan matahari dan pusatnya berada di bawah cakrawala di titik antisolar. Pelangi tidak dapat terlihat secara lingkaran penuh karena Bumi menghalangi, semakin rendah matahari sampai ke cakrawala, semakin banyak lingkaran pelangi yang terlihat. Saat matahari terbit atau terbenam, sebuah pusat pelangi ada di cakrawala.

Secondary Bow, cahaya bisa tercermin lebih dari sekali. Sinar keluar dari pusatnya pada sudut 50 derajat untuk warna merah, efek ini menghasilkan pelangi sekunder yang warnanya terbalik dibandingkan dengan primer. Sekunder memiliki 43% total kecerahannya dari yang utama, namun kecerahan permukaannya lebih rendah karena cahaya yang disebarkan di atas sudut yang lebih tinggi. Primer dan sekunder bersifat konsentris.