tulislah peristiwa pada teks belajar toleransi dari permainan tradisional anak

tulislah peristiwa pada teks belajar toleransi dari permainan tradisional anak

Keragaman pada teks Belajar toleransi dari permainan tradisional anak?
Sikap yang dapat saya tiru dari teks toleransi dari permainan tradisional anak?
Tindakan yang dapat saya lakukan dalam upaya ikut melestarikan permainan tradisional?

jawaban

Sikap yang dapat kita tiru dari sebuah teks adalah salah satu unsur intrinsik dalam rupa amanat yang dapat kita temukan dari sebuah karya sastra. Adapun amanat dapat diartikan sebagai pesan yang disampaikan oleh penluis kepada para penyimak sebuah karya. Amanat dapat disajikan baik secara langsung dalam bentuk fisik maupun tidak langsung atau secara tersirat.

 

Pembahasan

Pada kesempatan ini, soal menyajikan kita dengan sebuah judul yaitu “Belajar Toleransi dari Permainan Tradisional Anak”. Kemudian, kita diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang menyertai soal kali ini. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

 

PERTANYAAN

1. Peristiwa pada teks Belajar toleransi dari permainan tradisional anak?

JAWABAN: FEST8IVAL PERMAINAN TRADISIONAL ANAK INDONESIA

2. Keragaman pada teks Belajar toleransi dari permainan tradisional anak?

JAWABAN: KERAGAMAN YANG DIMUNCULKAN DARI TEKS TERSEBUT ADALAH KERAGAMAN PERMAINAN ANAK TRADISIONAL INDONESIA SEPERTI PERMAINAN DINGKLIK OLAK-ALIK DARI JAWA, PEREPET JENGKOL DARI SUNDA, DAN BERAGAM PERMAINAN LAINNYA.

3. Sikap yang dapat saya tiru dari teks toleransi dari permainan tradisional anak?

JAWABAN: SIKAP YANG DAPAT KITA PELAJARI DARI TEKS TERSEBUT ADALAH MESKI ANTARA SATU PERMAINAN DENGAN YANG LAIN KITA DAPAT MENEMUKAN PERBEDAAN, TAPI SELURUH PERMAINAN TERSEBUT MAMPU MENGHADIRKAN KESERUAN DAN KESENANGAN. HAL INI MAMPU MENUNJUKKAN BAHWA PERBEDAAN TAK HARUS MEMBAWA PERPECAHAN, TAPI JUSTRU PERSATUAN.

4. Tindakan yang dapat saya lakukan dalam upaya ikut melestarikan permainan tradisional?

JAWABAN: MEMAINKAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI, MESKI TIDAK MELUPAKAN PERMAINAN ATAU DUNIA DIGITAL.

 

Sebagai rujukan, berikut kakak sajikan teks yang dimaksud oleh soal.

 

Pada hari Minggu, 11 Desember 2016 digelar acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah. Acara ini biasa digelar setiap tahun. Tujuan digelarnya acara ini adalah supaya anak Indonesia mengenal keragaman lingkungan dan kebudayaannya.

 

Saat ini anak-anak dibanjiri dengan permainan digital melalui alat-alat elektronika. Dengan permainan digital itu anak merasa tidak perlu bermain dengan teman sebayanya. Oleh karena itu, permainan tradisional menjadi jurus ampuh agar anak-anak kembali kepada nilai-nilai kebersamaan. Hal tersebut setidaknya diutarakan Zaini Alif dari Komunitas Hong saat di acara Festival Permainan Tradisional Anak Indonesia.

 

Zaini Alif mengatakan, “Permainan tradisional itu aset budaya bangsa yang sekarang mulai ditinggalkan, karena munculnya gadget. Kita tidak antipati pada gadget, tapi bagaimana menyeimbangkan gadget dengan permainan tradisional, karena permainan tradisional mengajarkan nilai, etika, dan identitas budaya bangsa.”

Permainan Jamuran

“Banyak permainan tradisional di Indonesia yang tidak hanya menyajikan keseruan, tapi juga kaya nilai-nilai. Misalnya di Jawa ada permainan dingklik oglak aglik, di Sunda ada perepet jengkol, dan sebagainya. Keragaman itu mengajarkan bagaimana kita toleran atas perbedaan. Jadi perbedaan bukan menjadi sesuatu yang harus diperdebatkan, justru itu bisa menjadi suatu keunggulan,” kata Zaini.

Anak-anak zaman sekarang merupakan generasi emas para pemimpin bangsa di era 100 tahun Indonesia. Kita mengharapkan tiga puluh tahun lagi generasi ini adalah generasi yang dapat mengenali keragaman bangsa, bertoleransi, serta menjaga dan melestarikan kebudayaan.