Pembukaan Pidarta Bahasa Bali

Apa Itu Pidarta?

Hello Sobat Teknohits, bagi masyarakat Bali, pidarta merupakan hal yang sangat penting. Pidarta adalah sejenis pidato atau orasi yang biasanya disampaikan dalam bahasa Bali. Pidarta bisa disampaikan dalam berbagai acara seperti upacara adat, pernikahan, maupun penyembelihan hewan. Pidarta sendiri merupakan tradisi lisan yang turun temurun dari nenek moyang Bali.

Sejarah Pidarta

Pidarta sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan Bali. Pada masa itu, pidarta dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada raja dan bangsawan. Namun, seiring berjalannya waktu, pidarta semakin populer dan dipergunakan dalam berbagai acara. Pada masa penjajahan, pidarta sempat dilarang oleh pemerintah kolonial karena dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuasaan.

Unsur-Unsur Pidarta

Pidarta memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam penyampaiannya. Beberapa unsur tersebut antara lain adalah:- Ngomong: yaitu unsur bahasa yang digunakan dalam pidarta. Bahasa yang digunakan harus baku dan mudah dipahami oleh pendengar.- Ngawi: yaitu unsur isi atau pesan yang ingin disampaikan dalam pidarta. Pesan yang disampaikan harus jelas dan tepat sasaran.- Ngegita: yaitu unsur gaya penyampaian. Penyampaian harus dilakukan dengan penuh semangat dan menghibur pendengar.- Ngegaman: yaitu unsur gerak tubuh dan ekspresi wajah saat menyampaikan pidarta. Gerak tubuh dan ekspresi wajah harus sesuai dengan isi pidarta yang disampaikan.

Contoh Pidarta

Berikut ini adalah contoh pidarta yang dapat Sobat Teknohits gunakan sebagai referensi.

Om Swastyastu

Widhi Wasa ngaturang bhakti, salaam kenal krama Bali, niki pidarta puniki kasurat olih ida sang atmane mawisesa, ida sang ngembedakin jagad raya, ida sang ngeluhurin para dewata lan bhuta kala.

Pada kala puniki kita para krama Bali ngalangkung dewasa, kita mula ngamolihang pitutur saking para krama lan para leluhur kita. Pitutur puniki kaanggen ring ngawit pidarta ring ajeng-ajengan adat utawi punika ring sampian jagat.

Pitutur puniki ngawit saking manah sejati kita para krama Bali, ida tan nganggen pupuh, ida tan nganggen wewidangan, ida tan nganggen papat, ida kaanggen nganggen manah sejati kita para krama Bali.

Nanging manut para dewa-dewi puniki, para leluhur puniki, nganggen pitutur puniki kita para krama Bali sampun ngalanturang bhakti ring para dewa-dewi, para leluhur lan jagat raya.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, pidarta merupakan tradisi lisan yang turun temurun dari nenek moyang Bali. Pidarta sendiri memiliki beberapa unsur yang harus dipenuhi dalam penyampaiannya seperti ngomong, ngawi, ngegita, dan ngegaman. Dalam pidarta, bahasa yang digunakan harus baku dan mudah dipahami oleh pendengar. Pesan yang disampaikan harus jelas dan tepat sasaran. Gerak tubuh dan ekspresi wajah harus sesuai dengan isi pidarta yang disampaikan.

Sampai Jumpa Kembali di Artikel Menarik Lainnya

Pembukaan Pidarta Bahasa Bali